Senin, 01 Agustus 2022

RIWAYAT HIDUP PANGERAN SIDDHARTA bagian 1

Pada zaman dahulu lebih dari 2.500 tahun yang lampau di India bagian utara terdapat sebuah kerajaan yang bernama Kapilawastu dipimpin oleh seorang Raja bernama Suddhodana dan Ratunya bernama Mahamaya. Raja Suddhodana bersala dari suku Sakya sedangkan Ratu Mahamaya berasal dari suku Koliya. Sakya beribukota Kapilawastu. Meskipun Raja Suddhodana dan Ratu Mahamaya sudah lama menikah namun anak yang mereka dambakan belum juga diperolehnya. Pada suatu malam ketika Ratu sedang tidur ia bermimpi yang sangat aneh sekali yaitu seekor gajah berwarna putih, bertaring tiga dan di ujungnya terdapat bunga teratai yang bercahaya terang. Seekor gajah tersebut mengelilingi tempat tidur Ratu tiga kali putaran untuk kemudian memasuki perut Ratu dari sebelah kanan. Setelah hal tersebut diberitahukan kepada Raja, lalu Raja memanggil para Brahmana untuk menanyakan arti mimpi tersebut. Para Brahmana menjelaskan bahwa Ratu akan mengandung seorang bayi laki-laki yang kelak akan menjadi seorang CAKKAVATTI (Raja dari semua Raja) atau menjadi seorang Buddha. Ketika usia kandungan Ratu menginjak sepuluh bulan, Ratu minta ijin kepada Raja untuk melahirkan anaknya dirumah ibunya di kerajaan DEWADAHA. Pada waktu itulah Ratu merasa perutnya sakit sebagai pertanda akan melahirkan. Ratu berpegangan pada dahan pohon Sala dan dalam sikap itulah Ratu melahirkan seorang bayi laki-laki. Saat purnama di bulan Waisak tahun 623 SM di Taman Lumbini tepatnya dihutan Uruvela. Empat DewaMaha Brahma menerima sang bayi dengan jala terbuat dari emas dan kemudian dari langit turun air dingin dan panas untuk memandikan sang bayi sehingga menjadi segar. Sang bayi sendiri sudah bersih karena tiada darah atau noda lain yang melekat pada tubuhnya. Bayi itu kemudian berdiri tegak dan berjalan tujuh langkah diatas tujuh kuntum bunga teratai kearah utara. Setelah berjalan tujuh langkah bayi itu dengan sikap tangan kanan menunjuk atas dan tangan kiri menunjuk bawah mengucapkan kata-kata sbb: Akulah Pemimpin dunia ini, Akulah tertua di dunia ini, Akulah teragung didunia ini, Inilah kelahiranku yang terakhir, Tak akan ada lagi kelahiran bagiku”.

0 komentar:

Posting Komentar