Dia adalah orang tua. Perjalanan dilanjutkan, Pangeran melihat peristiwa yang kedua yaitu Orang sakit kusta. Pangeran kembali bertanya dan memikirkan kenapa hal tersebut bisa terjadi? Tak lama setelah itu Pangeran kembali melihat peristiwa yang ketiga yaitu orang meninggal yang ditandu untuk dibawa ketempat pengkremasian. Pangeran kaget dan bahkan semakin bingung, kembali lagi bertanya ada apa Channa ? kenapa banyak sekali orang ? Channa menjawab itu adalah orang meninggal. Dalam kegalauan hatinya Pangeran ingin kembali keistana, namun lagi-lagi Pangeran menyaksikan peristiwa yang keempat yaitu seorang pertapa suci yang sangat tenang dan agung.
Melihat peristiwa yang terakhir hati Pangeran menjadi tenang dan bulatlah tekadnya untuk mengikuti jejak pertapa tersebut. Dalam perjalanan pulang keistana Pangeran disusul oleh pengawal kerajaan yang mengabarkan bahwa anaknya telah lahir. Pangeran Siddharta kaget dan mukanya pucat, lalu mengangkat kepalanya keatas menatap langit yang sangat tinggi sambil berkata “ RAHULAJATO BANDANANG JATANG” artinya “satu ikatan telah lahir, satu belenggu telah lahir”. Setelah berkata-kata tersebut Pangeran melanjutkan perjalanan dan bertemu dengan seorang perempuan bernama KISA GOTAMI yang mengucapkan syair sebagai berikut : “ Nibbuta Nuna Sa mata, Nibbuta nuna so pita, Nibbuta nuna sa nari, yassa yang idiso pati” artinya “Tenanglah ibunya, Tenanglah ayahnya, Tenanglah istrinya, Yang mempunyai seperti anda”. Pangeran terkejut dan tergetar hatinya mendengar kata Nibbuta yang berarti tenang atau padamnya semua nafsu.
Selanjutnya Pangeran siddharta menemui Uddaka Ramaputta, setelah meminta ijin untuk tinggal bersamanya lalu Pangeran mendapat pelajaran tentang Meditasi tingkat tinggi hingga mencapai Arahat. Mendengar kabar muridnya sangat cerdas Uddaka Ramaputta sangat senang sekali. Namun tak lama kemudian merara apa yang dicari belum mendapatkan jawaban yang pasti maka Pertapa Gotama mohon ijin untuk melanjutkan perjalanan. Walaupun telah dilarang oleh gurunya namun Pertapa Gotama tetap melanjutkan perjalanannya. Setelah sampai di hutan Gaya ia langsung bergabung dengan lima pertapa yang terlebih dahulu berdiam di hutan ini. Pertapa langsung mengambil tempat duduk dibawah pohon sala kembar menghadap kea rah timur beralaskan rumput pemberian seorang tukang rumput bernama SOTTHIYA.
Ditempat ini Pertapa Gotama bertapa menyiksa diri dengan berbagai cara, namun tidak mendapatkan hasil. Pertapa Gotama mulai sadar dengan cara yang digunakan adalah salah, lalu ia mulai mandi, makan dan minum untuk mengembalikan kesehatannya. Namun usaha ini ditentang oleh kelima temannya dengan mengatakan ia adalah pertapa yang gagal, kemudian ia ditinggalkannya. Dengan bertapa seorang diri ia mengalami keadaan yang menjenuhkan dan membosankan bahkan sampai terlintas dalam pikirannya ia akan mengakhiri bertapa. Melihat kesempatan ini MARA (makhluk jahat) bersuka cita lalu dengan bala tentara yang sangat banyak sekali ia menghampiri Pertapa Gotama dengan mengutus seekor Gajah GIRIMEKKHALA dengan senjata CAKKAVUDa siap menghancurkan Pertapa Gotama. Melihat situasi seperti ini Para Dewa yang tadinya menemani lari meninggalkan Pertapa Gotama seorang diri. Berbekal dengan sepuluh paramita(kesempurnaan) yang telah dilatihnya Pertapa Gotama mampu mengalahkan mara tersebut.
Senjata yang dilempar berubah menjadi payung yang siap memayungi Pertapa Gotama. Seorang penggembala domba bernama Sujata dan anaknya Nanda berjasa memulihkan kesehatan Pertapa Gotama dengan memberikan semangkuk susu segar dari dombanya. Pertapa Gotama sekarang mulainyaman dengan keadaannya, lalu ia merubah cara bertapa dan mengamati tubuhnya terus menerus hingga tercapai ketenangan luar biasa. Pertapa Gotama bermeditasi menggunakan obyek ANAPANASSATI (keluar dan masuknya pernafasan) hingga mencapai kesempurnaan dan menjadi Buddha. Pertapa Gotama menjadi Buddha pada bulan Purnama (mei) di bulan Waisak di hutan gaya tahun 588 SM ketika berusia 35 tahun.
0 komentar:
Posting Komentar