Berikut ini merupakan lambang - lambang Buddhis, silahkan klik pada gambar atau tulisan untuk penjelasan dari masing masing lambang.
Mimpi Ratu Mahamaya
Sebelum Pangeran Siddharta Lahir, Ratu Mahamaya Bermimpi bertemu dengan Sang gajah Putih.
Pangeran Siddharta Menikah
Pangeran Siddharta menikah dengan Seorang Putri yang bernama Yashodhara
Melihat 4 Peristiwa
Melihat orang tua, orang sakit, orang mati dan Petapa.
Waisak
Memperingati kelahiran dari sang Buddha, petapa Gaotama mencapai Buddha, sang Buddha Wafat.
Minggu, 30 April 2023
RIWAYAT HIDUP PANGERAN SIDDHARTA BAGIAN II
Tujuh (7) Brahmana meramal bahwa kelak sang Pangeran kelak bila sudah besar akan menjadi Raja Di Raja (Raja Dunia) atau menjadi Buddha. Namun satu orang Brahmana yang bernama Kondanna dengan pasti meramal bahwa Pangeran kelak akan menjadi seorang Buddha. Setelah perdebatan tersebut selesai, 108 Brahmana sepakat memberi nama sang bayi dengan nama SIDDHARTA yang berarti tercapailah segala cita-citanya. Nama keluarga dari Pangeran adalah GOTAMA. Lalu sang Pangeran selanjutnya terkenal dengan nama Siddharta Gotama. Tujuh hari setelah Pangeran siddharta dilahirkan, Ratu Mahamaya meninggal dunia dan terlahir kembali di Surga Tusita. Raja Suddhodana menyerahkan perawatan sang bayi kepada bibinya yaitu Pajapati Gotami (adik Ratu Mahamaya) yang juga dinikahinya. Dari pernikahan ini lahir seorang putra bernama NANDA dan seorang putrid bernama Rupananda. PERAYAAN MEMBAJAK SAWAH Satu peristiwa menakjubkan terjadi pada masa kanak-kanak Pangeran Siddharta.
Untuk memajukan pertanian, Raja menyelenggarakan upacara membajak sawah. Hal ini disambut gembira oleh seluruh rakyat karena semua akan bercampur baur ditengah sawah tidak perduli golongan kaya atau miskin. Raja Suddhodana tidak ketinggalan untuk mengikuti acara tersebut dengan menggunakan bajak yang terbuat dari emas Raja turun ke sawah. Pangeran Siddharta ditinggal bersama pengasuhnya didalam kereta, namun para pengasuh meninggalkan Pangeran seorang diri . Berlawanan dengan keriangan perayaan, keadaan dibawah pohon jambu sangat tenang dan sunyi. Setelah melihat keadaan, Pangeran meninggalkan kereta dan menuju pohon jambu untuk melakukanameditasi.
Senin, 01 Agustus 2022
RIWAYAT HIDUP PANGERAN SIDDHARTA (End)
Dia adalah orang tua. Perjalanan dilanjutkan, Pangeran melihat peristiwa yang kedua yaitu Orang sakit kusta. Pangeran kembali bertanya dan memikirkan kenapa hal tersebut bisa terjadi? Tak lama setelah itu Pangeran kembali melihat peristiwa yang ketiga yaitu orang meninggal yang ditandu untuk dibawa ketempat pengkremasian. Pangeran kaget dan bahkan semakin bingung, kembali lagi bertanya ada apa Channa ? kenapa banyak sekali orang ? Channa menjawab itu adalah orang meninggal. Dalam kegalauan hatinya Pangeran ingin kembali keistana, namun lagi-lagi Pangeran menyaksikan peristiwa yang keempat yaitu seorang pertapa suci yang sangat tenang dan agung.
RIWAYAT HIDUP PANGERAN SIDDHARTA BAGIAN III
MASA PENDIDIKAN PANGERAN SIDDHARTA Sekalipun Pangeran Siddharta hidup dalam lingkungan Kerajaan, namun Raja Suddhodana tetap memberikan pendidikan yang sesuai dengan anaknya. Guru yang ditunjuk untuk mengajari pangeran Siddharta adalah WISWAMITTA. Dari gurunya ini Pangeran mendapat pelajaran Ilmu fisik dan ilmu batin. Ilmu fisik yang diajarkan berupa memanah, menjinakkan kuda liar, menunggang kudang, bermain pedang. Sedangkan Ilmu batin yang diajarkan adalan meditasi. Namun saying dalam waktu singkat Pangeran telah menguasai teknik yang diberikan. Sang Guru berulang kali mohon untuk mengundurkan diri karena merasa ilmu yang dimiliki lebih rendah dari pada muridnya. Sekalipun demiklian Pangeran Siddharta tidak menjadi anak yang sombong dan besar kepala. Ia selalu santun dan rendah hati terhadap siapa saja.
RIWAYAT HIDUP PANGERAN SIDDHARTA bagian 1
Pada zaman dahulu lebih dari 2.500 tahun yang lampau di India bagian utara terdapat sebuah kerajaan yang bernama Kapilawastu dipimpin oleh seorang Raja bernama Suddhodana dan Ratunya bernama Mahamaya. Raja Suddhodana bersala dari suku Sakya sedangkan Ratu Mahamaya berasal dari suku Koliya. Sakya beribukota Kapilawastu. Meskipun Raja Suddhodana dan Ratu Mahamaya sudah lama menikah namun anak yang mereka dambakan belum juga diperolehnya. Pada suatu malam ketika Ratu sedang tidur ia bermimpi yang sangat aneh sekali yaitu seekor gajah berwarna putih, bertaring tiga dan di ujungnya terdapat bunga teratai yang bercahaya terang. Seekor gajah tersebut mengelilingi tempat tidur Ratu tiga kali putaran untuk kemudian memasuki perut Ratu dari sebelah kanan. Setelah hal tersebut diberitahukan kepada Raja, lalu Raja memanggil para Brahmana untuk menanyakan arti mimpi tersebut. Para Brahmana menjelaskan bahwa Ratu akan mengandung seorang bayi laki-laki yang kelak akan menjadi seorang CAKKAVATTI (Raja dari semua Raja) atau menjadi seorang Buddha. Ketika usia kandungan Ratu menginjak sepuluh bulan, Ratu minta ijin kepada Raja untuk melahirkan anaknya dirumah ibunya di kerajaan DEWADAHA. Pada waktu itulah Ratu merasa perutnya sakit sebagai pertanda akan melahirkan. Ratu berpegangan pada dahan pohon Sala dan dalam sikap itulah Ratu melahirkan seorang bayi laki-laki. Saat purnama di bulan Waisak tahun 623 SM di Taman Lumbini tepatnya dihutan Uruvela. Empat DewaMaha Brahma menerima sang bayi dengan jala terbuat dari emas dan kemudian dari langit turun air dingin dan panas untuk memandikan sang bayi sehingga menjadi segar. Sang bayi sendiri sudah bersih karena tiada darah atau noda lain yang melekat pada tubuhnya. Bayi itu kemudian berdiri tegak dan berjalan tujuh langkah diatas tujuh kuntum bunga teratai kearah utara. Setelah berjalan tujuh langkah bayi itu dengan sikap tangan kanan menunjuk atas dan tangan kiri menunjuk bawah mengucapkan kata-kata sbb: Akulah Pemimpin dunia ini, Akulah tertua di dunia ini, Akulah teragung didunia ini, Inilah kelahiranku yang terakhir, Tak akan ada lagi kelahiran bagiku”.